Bismillah...
Assalamu'alaikum temen-temen, apa kabar? semoga sehat selalu ya..
alhmadulillah bisa posting lagi hari ini, setelah... sekian lama... aku menunggu... untuk kedatanganmu (haha, jadi lagu dangdut). Udah hampir beberapa bulan ga posting, akhirnya bisa posting lagi.
Beberapa hari ini lagi seneng ngomongin soal destinasi wisata halal, baik itu di Indonesia maupun luar negeri. Kalau temen-temen ditanya mengenai "Wisata Halal" apa yang pertama kali terlintas di pikiran temen-temen? apakah destinasi wisata yang menghadirkan konsep dan keanekaragaman spot-spot islami atau justru wisata kuliner halal? Kalau saya 22 nya, hehe... Jadi gabungan antara wisata kearifan lokal sekaligus wisata kuliner dalam 1 lokasi.
Menariknya, konsep wisata halal ini ternyata diadopsi tidak hanya di negera muslim, tapi juga negara non-muslim lho.. Mengapa tagline wisata halal ini begitu diminati dan banyak negara berlomba-lomba meng-create konsep ini dinegara mereka?
Ini dia jawabannya...
Di kutip dari katadata.com, pada tahun 2017 belanja atau transaksi yang terjadi di destinasi wisata muslim mencapai $177 Miliar dan di prediksi tahun 2026 mencapai angka $300 Miliar atau naik 69%. Angka yang fantastis tentunya bagi negara-negara yang paham betul mengenai potensi bisnis yang bisa tumbuh dari konsep wisata halal ini. Selain menambah devisa negara, tentunya akan menumbuhkan perekonomian masyarakat disekitar kawasan tersebut. Tak jarang banyak investor yang tertarik dan berlomba-lomba menanamkan dananya pada sektor ini dibeberapa negara yang memiliki potensi besar, salah satunya Indonesia. Seperti di Mandalika Lombok, terakhir ada investor dari Qatar yang siap mengucukurkan dana sebesar Rp. 7 Trilyun untuk membangun kawasan wisata halal di NTB.
Bagi kita sebagai bangsa Indonesia, konsep destinasi wisata halal ini sudah sepantasnya kita jadi trademark atau minimal kita sebagai leader, mengapa? karena secara mayoritas, masyarakat Indonesia adalah muslim dan secara default makanan dan minuman kita insyaAllah halal walaupun banyak yang belum tersertifikasi terlebih keindahan alam Indonesia begitu luar biasa, semua aspek kita sudah punya. Oleh karena itu, beberapa tahun terakhir pemerintah terus menggalakkan konsep wisata halal ini dan terakhir pada IMTI (Indoesia Muslim Travel Index) 2019 menetapkan 10 tujuan kawasan wisata halal unggulan Indonesia yakni Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya). Tahun lalu pada saat IMTI menetapkan Lombok berada pada urutan pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia dan Aceh di urutan kedua.
Hal ini terus didorong, mengingat berdasarkan peringkat di dunia Indonesia saat ini menduduki peringkat ke-2 dibawah Malaysia, pemerintah menargetkan kita bisa berada di posisi pertama saat GMTI (Global Muslim Travel Index) tahun ini, kita doakan semoga terwujud, tidak cukup hanya sebatas berdoa, tentu kita perlu ikut berkontribusi meningkatkan value sehingga peringkat pertama itu bukan hanya sekedar angan-angan.
Apa saja parameter penilaiannya sehingga kita bisa menjadi juara?
Pada GMTI 2019 menerapkan 14 poin penilaian yang secara garis besar tergabung dalam kriteria yang disingkat ACES (Access (10%), Communication (15%), Environment (30%), Services (45%)). Bobot poin-poin tersebut yang harus dikejar agar dapat penilaian terbaik.
Data terkahir ditahun 2017 Indonesia mampu menjaring 1,95 juta wisman 'halal tourism' atau tumbuh 15% dengan perolehan devisa mencapai Rp27 triliun, angka yang cukup baik namun dirasa masih belum maksimal. Dengan bertumbuhnya titik-titik halal tourism di Indonesia, semoga beberapa tahun kedepan kita bisa memimpin dan menyumbangkan devisa yang besar pada sektor wisata halal.
Sumber :
https://katadata.co.id/infografik/2019/03/05/potensi-besar-wisata-halal
https://jpp.go.id/ekonomi/pariwisata/330136-indonesia-kejar-target-peringkat-pertama-destinasi-wisata-halal-dunia-pada-2019
https://www.gomuslim.co.id/read/news/2019/03/01/10838/-p-investor-qatar-akan-kucurkan-rp-7-triliun-untuk-wisata-halal-mandalika-ntb-p-.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar